Berubah....

Anda pasti pernah memakai trolley alias kereta dorong di supermarket. Penemunya ternyata bernama Sylvan N. Goldman. Kereta dorong pertamanya dibuat seperti kursi lipat sehingga jika tidak digunakan bisa disimpan dengan praktis dan ringkas. 4 Juni 1937, kereta dorong pertama di dunia itu diluncurkan. Namun, tanggapan masyarakat sungguh menyedihkan. Pelanggan tokonya justru merasa tersinggung karena dianggap memiliki tangan yang lemah sehingga untuk membawa keranjang belanjaan saja tidak kuat dan harus digantikan dengan trolley. Goldman tidak kehilangan akal, ia pun menyewa para pembelanja palsu untuk menggunakan kereta dorong ciptaannya. Orang-orang yang melihatnya mulai tertarik untuk mencoba. Ketika merasakan enaknya memakai kereta itu, orang-orang mulai memakainya. Akhirnya, Goldman menjadi orang yang kaya raya karena penemuannya dipakai di seluruh dunia.

Butir-butir mutiara apa yang bisa kita temukan dari kisah penemuan kereta dorong di atas? Pertama, dunia itu selalu berubah. Jika kita tidak bisa beradaptasi, kita akan musnah. Ingat, dinosaurus hanya makan makanan tertentu, sehingga ketika makanannya langka, mereka punah. Sebaliknya, semut itu pemakan segala, sehingga meski tubuhnya jauh lebih kecil ketimbang dinosaurus, dia masih eksis hingga kini.

Kedua, kita perlu memiliki prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Prinsip ini akan membuat kita mencoba untuk menemukan cara-cara yang bisa membuat hidup lebih nyaman. Penemuan kereta dorong itu tentu saja membuat belanja kita jadi lebih menyenangkan.

Ketiga, agar bisa kreatif, kita perlu memiliki pikiran yang terbuka terhadap hal-hal baru. Ingat, apa saja yang belum pernah kita pikirkan, pakai atau gunakan merupakan hal baru meskipun hal itu mungkin sudah lama dipergunakan orang lain. Itulah sebabnya mengapa tren yang terjadi di luar negeri sering kali kita bawa pulang ke tanah air. Goldman mau membuka pikirannya dan melihat bahwa kursi lipat itu bisa juga diterapkan di kereta dorong. Artinya, kereta dorong yang bisa dilipat mengambil ide dari kursi lipat. Garpu yang kita pakai untuk makan sebenarnya berasal dari garpu yang digunakan untuk mengangkat jerami, hanya ukurannya dibuat lebih kecil.

Berdasarkan ketiga hal di atas, jika kita mau membuka diri untuk terus belajar, kita tidak akan pernah berhenti. Hanya orang mati yang tidak mau berubah. Meskipun demikian, perubahan yang terbaik adalah perubahan dari diri sendiri.

Mari berubah menjadi orang yang lebih baik...

Mawar untuk Ibu

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada ibundanya yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di pinggir jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa ia menangis dan dijawab oleh si gadis kecil, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya seribu saja, sedangkan mawar itu harganya lima ribu.”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian mereka berdua masuk ke toko bunga dan pria itu membelikan si gadis kecil setangkai bunga mawar merah dan ia sendiri memesan karangan bunga yang akan dikirimkan kepada ibundanya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya, tentu saja. Senang sekali anda mau mengantarakan saya ke tempat tinggal ibu saya…”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yang ternyata sebuah pemakaman umum dimana gadis kecil itu kemudian meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu trenyuh dan segera teringat sesuatu. Bergegas ia kembali ke toko bunga tadi, dan membatalkan pengiriman pesanannya. Ia mengambil bunga yang dipesannya tadi dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibundanya…




[ Setiap kali membaca cerita ini,saya selalu ingin menangis.... Dengan perasaan yang campur aduk.... dan semua selalu berujung pada satu hal,bahwa saya (sebenarnya) sangat sayang pada Ibu saya.... ]

Cinta dan Waktu

Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat segera menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tiodak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.

Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedsng mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini.”

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!”, teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cintapun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan.”Kecantikan , bawalah aku bersamamu”, teriak Cinta. “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini”, sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu”, kata Cinta. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja…”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa, ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku”. Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kapada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua itu tadi?, dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut. “Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku”, tanya Cinta heran. “Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu…”.

Mari bersyukur...

Jika populasi bumi berkurang hingga hanya menjadi sebuah desa dengan hanya 100 orang penduduk, seperti apakah profil desa kecil yang beragam ini jika seluruh perhitungan rasio kependudukan dianggap masih berlaku?

Phillip M Hartner, MD, dari fakultas Kedokteran Stamford University Amerika Serikat mencoba menemukan jawaban dari pertanyaan ini. Berdasarkan analisanya, desa bumi kecil akan terdiri dari:

57 orang asia
21 orang eropa
14 orang beraal dari belahan bumisebelah barat
8 orang afrika

52 orang perempuan
48 laki-laki

80 orang bukan kuli putih
20 orang kulit putih

89 heteroseksual
11 homoseksual

6 orang memiliki 59% dari dari seluruh kekayaan bumi, dan keenam orang tsb seluruhnya berasal dari Amerika Serikat.
80 orang tinggal dirumah-rumah yang tidak memenuhi standar.
70 orang tidak dapat membaca
50 orang menderita kekurangan gizi
1 orang hampir meninggal
1 orang sedang hamil
1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi
1 orang memiliki computer

Nah, marilah kia merenungkan hasil analisa Hartner dan mulai dari hal-hal sbb:

- Jika anda tinggal dirumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca, maka anda adalah bagian dari orang-orang terpilih.

- Jika anda memiliki rumah yang baik, makanan, dapat membaca dan memiliki computer, maka anda adalah bagian dari kelompok elit.

- Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat, maka anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan bertahan hidup minggu ini.

- Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, ataupun kelaparan, maka anda berada selangkah lebih maju dari 500 juta orang didunia.

- Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap atau disiksa, maka anda beruntung karena lebih dari 3 milyar orang didunia tidak dapat melakukannya.

- Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, maka anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.

- Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran, maka anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.

- Jika orang tua anda masih hidup dan menikmati bahagianya kehidupan perkawinan mereka, maka anda termasuk salah satu kelompok yang dikategorikan langka, terutama di Amerika Serikat.

- Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir, dan merasa benar-benar bahagia, maka anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh keistimewaan tsb.

- Jika anda dapat membaca pesan ini, anda baru saja menerima karunia ganda, karena sesorang memikirkan anda, dan anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 2 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.

- Semoga anda menikmati hari yang indah ini. Hitunglah karunia keberuntungan anda, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya kita adalah orang-orang yang sangat beruntung.

Koin Penyok


Seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.

"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran.
Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata,
"Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Media Hancurkan Persepsi Tubuh Perempuan


Sesungguhnya kehidupan diawali oleh tubuh perempuan. Bayangkan bila seorang bayi tidak menyusu. Dari mana lagi ia harus mengenal kehidupan? Sejarah payudara, sejarah tubuh perempuan adalah sejarah umat manusia. Tetapi kemudian kehidupan telah memenjarakannya ke dalam dua dunia yang berbeda, dan celakanya keduanya sama-sama tidak menguntungkan, yaitu dunia profan dan dunia sakral. Dunia sakral atau ‘kesucian’ menjerat perempuan pada proteksi terhadap tubuh karenanya harus ditutupi setiap bagiannya agar tidak tersentuh agar tetap menjadi bersih. Dunia sakral atau kesucian begitu mengagungkan ‘keperawanan’, sebuah tanda mati lambang kejujuran perempuan lajang dalam memasuki perkawinan dan hanya dengan selaput tipis itu para suami mengukur dan menilai kejujuran sang istri.

Dunia profan atau kebejatan sebaliknya, mengadili tubuh perempuan sebagai godaan sekaligus hinaan, oleh karena itu bila tubuhnya telihat begitu indah, ia harus ditangkap. Karena dari payudaranya ia meracuni kesusilaan, dari kedua pahanya dan selangkangannya ia membuat lelaki tergiur memperkosa, dan dari tatapan serta bibirnya ia membuat jantung lelaki berdebar keras dan segera meninggalkan istri-istri mereka.

Tubuh perempuan yang melahirkan kehidupan itu, ternyata membuatnya bermasalah dimana-mana. Jeratan profan dan sakral itu membuat tubuh perempuan tidak menjadi tubuhnya sendiri. Ia ditangkap dalam kamera, bagian-bagian tubuhnya diabadikan untuk masturbasi para lelaki gila, ia dikejar-kejar kamera, ia ‘ditelanjangi’ oleh berita, ia dipajang di kota-kota, ia menjadi bahan dasar ekonomi libido, dan semua adalah disusun dan dirancang sedemikian rupa dalam dunia yang bukan miliknya, melainkan dunia milik lelaki. Kamera dengan mata lelaki dan berita dengan lidah lelaki.

Kemudian tubuh-tubuh perempuan itu diciptakan dalam bentuk-bentuk yang tidak proposional, payudara dan pantat yang besar atau badan yang kurus dan rambut yang lurus, dan kulit-kulit yang harus putih serta hidung-hidung yang mancung. Tetapi di saat yang sama, tubuh-tubuh itu dipenjara dengan persepsi dalam dua kubu, profan dan sakral, dibuka sama sekali, atau ditutup sama sekali. Dan milik siapakah tubuh-tubuh itu? Tidak pernah menjadi milik mereka sendiri!

Persepsi terhadap tubuh-tubuh perempuan salah satunya adalah dibangun oleh media. Persepsi apakah yang dibangun? Inilah persoalannya, tubuh perempuan yang diasosiasikan dengan alam: reproduksi dan pengasuhan, terus bergeser menjadi kebutuhan ekonomi libido laki-laki, dilihat dalam kapasitas permintaan yang besar dari konsumen media-media porno, dan kebutuhan atas dunia imaji seperti tubuh ‘super ideal’ sesuai dengan kebutuhan laki-laki dalam reklame-reklame, sampai pada sumber persoalan moral yang kontroversial: disatu sisi dicerca habis-habisan dan di sisi lain laku untuk ditonton, seperti tayangan kriminal yang dari kameranya fokus hanya mengejar pelacur-pelacur yang ketakutan dan close up- close up bagian-bagian tubuh penari-penari di pub-pub malam. Tubuh-tubuh yang bersalah tetapi boleh juga memupuk kekayaan imaji seksual laki-laki. Tubuh-tubuh putih dan coklat dan sumber dari segala pemberitaan yang kontraversial.

Sekali lagi, persepsi apakah yang dibangun oleh kebanyakan media? Bukan tubuh seorang manusia berjenis kelamin perempuan secara natural, seperti ibu-ibu yang mandi di sungai, atau perempuan-perempuan muda yang telanjang dada menyusui bayinya. Tetapi tubuh itu lebih laku untuk imaji untuk memperkaya khazanah seksual fantasi laki-laki. Ekonomi libido yang memang menggiurkan.

Para lelaki, meskipun di kamar tidurnya sudah ada istri-istri yang tidur seranjang dengan mereka setiap malam, dan tubuh-tubuh perempuan dari perempuan yang telah mereka nikahi, masih kurang saja imajinasi seksual yang mereka khayalkan. Para lelaki rupanya masih membutuhkan ‘tubuh-tubuh’ buatan media, tubuh-tubuh telanjang yang tak proposional dan tidak lebih baik dari istri-istri mereka, atau suara-suara histeria pelacur-pelacur yang tertangkap, dan bokong-bokong mereka serta belahan-belahan dada mereka yang tak sengaja tersingkap lalu di situpula kamera segera menikamnya, dan bahasa-bahasa yang membuat kegiatan perkosaan menjadi nikmat buat seorang kakek, serta seorang nenek yang berjalan sendirian menjadi nikmat diperkosa oleh belasan lelaki muda.

Sungguh, kekerasan serta pelecehan seksual menjadi persepsi baru yang diciptakan media yang seluruhnya diciptakan dari, oleh dan untuk dunia laki-laki. Dunia ini memang milik laki-laki ketika mereka keluar dari rahim-rahim dan vagina-vagina menganga perempuan serta selaput-selaput dara yang bisu, dan air ketuban yang pecah, tumpah meriah di seprai putih rumah sakit serta darah-darah kental yang melumuri plasenta mereka yang lahir, serta teriak tangis bocah laki-laki yang masih tertutup matanya, dan bibir-bibir mungil mereka yang menghisap air susu ibu dengan rakusnya.

Tubuh perempuan abad kini, dipenuhi oleh persepsi kecabulan! Sekalipun ia hanya tersingkap, sekalipun atas keinginan si yang punya tubuh. Tangtop, tropis, matahari, udara panas, perempuan-perempuan itu mengenakannya dengan rasa nyaman. Tetapi tidak! Itu melanggar kesusilaan. Jangan sekali-kali perempuan memperlihatkan tubuhnya sekalipun itu hanya lengan, karena semua laki-laki akan berhak memperkosa mereka, juga karena malam hari akan segera menangkap mereka.

Begitulah media pada akhirnya menjadi suara terbanyak mengerangkeng perempuan dari kehidupannya, dan menambah jurang bagi kehidupan perempuan sendiri. Karena yang tadinya tidak cabul menjadi imaji kecabulan, lalu perempuan menjadi sasaran empuk kesalahan, sebagaimana rasa sakit mereka ketika menstruasi dan melahirkan anak. Melalui seksualitasnya, ia tidak pernah menjadi berangkat dari dirinya sendiri. Tubuh perempuan seperti instrumen musik yang selalu dimainkan media (baca: laki-laki), dan karena laki-laki diberi kehendak seks yang lebih, maka adalah wajar bila eksploitasi bersamaan dengan pengerangkengan perempuan itu ditindaklanjuti.

Seperti kata-kata ‘perempuan nakal’ yang tidak lebih baik daripada ‘hidung belang’ lalu perempuan harus pasif dan tabu untuk mengatakan hasrat tubuhnya karena bila ia aktif dan agresif, perempuan akan dihukum secara sosial!

Ciptaan masyarakat dan kultur terhadap kehidupan perempuan memang sangat skizofrenik! Hanya ruang-ruang penderitaan yang harus diisi perempuan, ruang-ruang sadomasokis, ditinggikan lalu dijatuhkan sedalam-dalamnya, lalu ditinggikan lagi, dan dijatuhkan lagi sedalam-dalamnya, begitulah saya katakan di sini media melakukan persepsi yang mendehumanisasi perempuan, lalu melalui media ini perempuan diterjemahkan yang jelas bukan atas diri perempuan sendiri, melainkan atas sebuah konstruksi berupa simbol-simbol, tanda-tanda, pesan-pesan yang ‘diinginkan dunia laki-laki’. Media akhirnya membuat simbol-simbol perempuan seperti apa, seperti masalah pelacuran bahwa pelacur-lah agen persoalannya, tanpa melihat si hidung belang dan dengan tanpa mau benar-benar si hidung belang itu di shoot sedekat mungkin dan dikatakan bahwa mereka itu adalah penjahat kelamin, membeli tubuh manusia, tubuh perempuan dengan uangnya, dan perempuan menjualnya karena untuk susu anak-anaknya, sedangkan si hidung belang untuk menghambur-hamburkan spermanya sama dengan caranya menghambur-hamburkan uang, atau sekadar mengukur kejantanannya melalui tubuh-tubuh perempuan-perempuan itu.

Lalu libido laki-laki menjadi sesuatu yang alamiah, dan kebutuhan lelaki atas banyak perempuan dan tubuh-tubuh perempuan yang dikotori mereka adalah juga alamiah, dan itu tercover dalam berita-berita kriminal dan perempuan-perempuan menderita lalu laki-laki hanya dipenjara sekian jam dan perempuan terpenjara seumur hidupnya akibat perbuatan laki-laki atas tubuh mereka.

Ketika tubuh menjadi persepsi yang manusiawi, yang menjadi tidak cabul, yang menjadi milik perempuan sendiri, yang dengan tubuhnya perempuan tidak merasa hina dan tidak pula merasa suci. Dan dari tubuh itu perempuan adalah juga pikiran dan jiwanya.

Perempuan menggambarkan tubuhnya merupakan suatu keputusan perempuan, tetapi ingat bahwa hal itu digunakan untuk mejelaskan pikiran perempuan, dimana seorang perempuan tidak merasa paling suci, tidak juga merasa takut atau hina atas tubuhnya baik dalam hal psikologis maupun seksnya.

Pay it forward

Sudah pernah lihat film Pay It Forward? Agak lama sih.. Kisahnya tentang anak yang sedang mengerjakan tugas proyek pelajaran sosial, bernama Trevor. Tugas itu diberikan oleh gurunya bernama Mr. Simonet, tugasnya adalah membuat dan melaksanakan ide untuk mengubah dunia yang harus diujicobakan langsung. Trevor memiliki ide, jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang di sekitarnya, kemudian setiap tiga orang tadi berbuat kebaikan kepada masing-masing tiga orang (mirip MLM gitu...), maka lama kelamaan dunia ini akan dipenuhi orang-orang baik. Tugas proyek ini dia sebut “Pay It Forward”. Filmnya sendiri sebenarnya tidak linier, tapi berawal dari dua sisi, satu sisi tentang Trevor dan sisi lain seorang wartawan dan berujung di satu titik yaitu Trevor ini.

Proyeknya ini dimulai dengan tiga orang: mamanya sendiri, seorang gembel, serta seorang temannya yang selalu dianiaya anak nakal. Mamanya adalah single parent, Trevor mencoba membantu mamanya menemukan pasangan, yaitu guru kelas sosialnya sendiri, Mr Simonet.Terkesan dengan usaha Trevor, mamanya meneruskan kebaikan ke Neneknya yang bertahun-tahun hidup menggembel karena kesalahan besar dan ibunya Trevor memaafkannya. Neneknya ini menolong seorang pencuri yang dikejar polisi. Preman ini kemudian menolong seorang anak pengusaha yang sakit parah, pengusaha tersebut meneruskan dengan menolong seorang wartawan. Terkesan dengan konsep Pay it forward, wartawan ini kemudian melacak asal muasalnya dengan susah payah.

Trevor sendiri kemudian merasa usahanya sia-sia. Mamanya gagal membina hubungan dengan gurunya.Mr simonet takut menghadapi kenyataan bahwa ia cacat karena luka bakar dan ayah Trevor ternyata mau kembali. Gembel yang dibantunya kembali ke kebiasaan lama, dan Trevor tidak berani menghadapi anak-anak berandalan yang selalu menganiaya temannya. Ketika saat pengumpulan tugas, Trevor merasa tugasnya gagal total, tanpa menyadari bahwa ide sederhananya telah banyak merubah hidup orang dan dalam jarak sampai ratusan kilo.

Pada saat itulah wartawan menemukan Trevor. Dan diminta untuk wawancara TV karena idenya itu dapat memberi pengaruh besar bagi banyak orang. Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.
Dia juga “menyindir” orang-orang yang tidak berani memulai/takut berbuat kebaikan yang pada dasarnya menyindir Mr.Simonet dan dirinya sendiri. Mr.Simonet akhirnya sadar. pada sisi lain, gembel yang pernah ditolong trevor ternyata juga meneruskan Pay It Forward dengan menolong seorang yang akan bunuh diri.

Dan kini tinggal Trevor yang selalu gagal membantu temannya yang dianiaya. Ketika menemukan temannya itu dianiaya anak lain, dan teringat kata-katanya sendiri untuk tidak takut untuk memulai berbuat kebaikan, akhirnya Trevor membantu temannya melawan anak berandalan itu. Namun, di sinilah tragisnya, Trevor akhirnya ditikam oleh anak berandalan itu dan akhirnya meninggal..

Kadang kita tidak menyadari bahwa kebaikan sekecil apapun yang kita lakukan ke orang lain mungkin saja sangat berpengaruh besar bagi seseorang dan akan semakin berpengaruh besar jika kebaikan ini di-forward ke orang lain lagi dan ke seluruh dunia..

Jadi, kalo anda menemukan kebaikan dari posting ini maka, silahkan PAY IT FORWARD…