Mau jadi patung?


Anda pernah melihat batu pualam yg di museum… ada lantai pualam juga kan??


Nah… Satu ketika si lantai pualam mengeluh, “Kenapa yah, kita berasal dari gunung yang sama, batu yg sama, tapi kenapa nasibku begitu buruk, Aku ditempatkan dilantai, kotor dan diinjak-injak orang, sementara kamu ditempatkan ditempat yg indah, disorot lampu berjuta-juta watt, dan dikagumi semua orang… Kamu ditempatkan ditempat yg mulia… sementara aku hanya ditaruh ditempat yg hina”


Lalu patung pualam itu menjawab, “Tahu gak… waktu kita sedang mau dipahat oleh Pemahat Yang Agung itu… kamu mengeraskan dirimu, jadi kamu mematahkan setiap pisau yang dipakai pemahat itu untuk membentuk kamu… Akhirnya pemahat itu menyerah… terus dibiarkan kamu hanya menjadi lantai dan diinjak orang”


“Ketika pemahat Yang Agung itu memahat aku… Aku merasakan sakit yang luar biasa pada tubuhku… Pisau yang tajam itu melukaiku… dan setiap pahatannya meninggalkan rasa perih yang dalam pada bekas pahatannya… Tapi karena aku tahu aku berada ditangan yang tepat… aku merelakan diriku dibentuk sesuai dengan keinginan sang pemahat… Aku merelakan sepenuhnya akan dibentuk jadi apa aku nantinya… ”


Aku hanya menutup mata dan menikmati pisau menyentuhku…


Dan ketika aku membuka mataku… Aku sudah berada ditengah-tengah sebuah museum yang mahal, Ditempatkan ditempat yang terindah dan dikagumi semua orang… dan disoroti sinar lampu yang membuatku makin merasa berharga…


Dan aku menjadi batu termulia dari semua batu didunia ini. Hanya karena aku ikhlas menjalani semua proses pembentukan yang memang selayaknya dilalui oleh semua “batu” untuk membentuknya menjadi batu yang terbaik.