Apakah Anda Sadar?

Pernahkah Anda benar-benar memperhatikan gerak-gerik si pikiran, bentuk-bentuk pemikiran dan perasaan di benak Anda sendiri? Mungkin pertanyaan ini terdengar lucu, naif, karena memang jarang dipertanyakan orang atau kita pertanyakan sendiri. Akan tetapi, apabila Anda pernah melakukan itu, Anda akan setuju kalau hal itu bukan saja mengasyikkan buat dilakukan, namun juga menghadirkan 'kejutan-kejutan' yang benar-benar baru bagi Anda. Ia menghadirkan sebentuk visi baru, pemahaman baru tentang diri Anda sendiri, yang selama ini Anda bengkalaikan begitu saja, karena sibuk kesana-kemari mengejar berbagai hal.

Mengawali sesuatu yang sama-sekali baru, yang sama-sekali asing sebelumnya, memang terasa sulit. Umumnya kita merasa enggan melakukannya. Kita lebih suka, kita akan jauh merasa nyaman, merasa dimudahkan, kalau hanya melakukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan, melakukan pengulangan-pengulangan yang bersifat mekanis itu. Demikian juga halnya terhadap aktivitas mental ini, aktivitas memperhatikan apa yang ada dan sedang berlangsung di benak kita sendiri ini. Sangat boleh jadi kita enggan untuk memulainya.

Namun, coba renungkan. Bukankah sebetulnya sangat menggelikan kalau kita sendiri tidak jelas, tidak paham akan apa yang ada di benak sendiri? Yang setiap saat menghuni dan memenuhi benak ini? Kalau memang demikian faktanya, apakah kita ini pantas disebut sadar-diri? Dan adakah sesuatu yang bisa kita lakukan atau perbuat dengan sepantasnya, dengan sepatutnya, dengan sebaik-baiknya tanpa sadar?

Mungkin selama ini kita sudah ‘merasa sadar’, hanya lantaran tidak sedang mabuk miras atau narkoba, hanya karena tidak sedang dalam keadaan pingsan atau koma, yang hanyalah kesadaran ragawi yang hanya berdasarkan persepsi akibat berfungsinya indria-indria sensorik saja. Itu bukan sadar-diri yang kita bicarakan disini; apalagi dalam konteks spiritual.