Hidup di tengah-tengah orang-orang Egois

Anda tidak semestinya kehilangan keyakinan terhadap humanitas. Humanitas layaknya samudra; jika beberapa tetes airnya kotor, samudra tidak lantas menjadi kotor.

~ Mohandas K. Gandhi ~


Pengakuan dan berterimakasih atas jasa-jasa seseorang kepada kita merupakan hal minimal yang pasti bisa kita lakukan, kendati kita belum mampu membalas jasa-jasanya itu sepenuhnya. Bila tidak, bukan saja kita termasuk orang yang tak bisa bersyukur, berterimakasih dan tidak tahu diuntung, namun juga tidak bisa menghargai keberuntungan, walaupun yang bersangkutan tidak mengharapkan sekedar terimakasihpun dari kita. Keberuntungan, tentu tidak akan berpihak kepada mereka yang tidak tahu diuntung dan tidak bisa menghargai keberuntungan.

Rupanya telah menjadi kebiasaan banyak orang untuk lebih mengingat jasa-jasa yang diberikannya ketimbang jasa-jasa yang diterimanya. Yang demikian, kendati jasanya kecil saja —dan boleh jadi tidak dilakukannya dengan benar-benar tulus—menuntut untuk diakui, diingat dan dihargai. Sebaliknya, walaupun jasa-jasa orang-orang menggunung terhadapnya, tidak dipandangnya sebelah mata dan hanya dianggapnya sebagai kewajiban mereka. Bagi yang seperti ini, jauh di benaknya, beranggapan bahwa setiap orang wajib memberi dan membantunya kalau ia membutuhkan dan memintanya dengan bujuk-rayu misalnya, tapi sebaliknya mereka tidak punya kewajiban memberi atau membantu siapapun. Kalaupun mereka sedikit membantu segelintir orang, itupun tidak dilakukannya dengan tulus karena ia mengharapkan imbalan yang sepadan bahkan lebih besar lagi dari pemberian atau bantuan yang diberikannya. Kemurahan-hati dan ketulusan tak bisa diharapkan dari orang-orang yang tak tahu diuntung ini.

Prinsip ‘Apa yang bisa saya berikan?’ tidak pernah terlintas di benak mereka. Yang ada malah yang sebaliknya —‘Apa yang bisa saya dapatkan?’. Malangnya adalah, kalaupun kita tidak termasuk salah seorang di antara mereka ini, sangat boleh jadi kita hidup di tengah-tengah orang-orang egois yang tak tahu diuntung itu. Dan fakta yang tidak mengenakkan ini mau-tak-mau mesti kita maklumi, tanpa mesti berprilaku serupa dengannya.