Bebas Kekerasan !!!

This is my simple religion. There is no need for temples;no need for complicated philosophy. Our own brain, our own heart is our temple;the philosophy is kindness. [ Dalai Lama XIV ]

“Yang menurut saya benar adalah Kebenaran satu-satunya. Yang di luar itu tidak bisa dianggap benar”. Walaupun tidak secara eksplisit, saya kira secara implisit Anda pernah mendengar lontaran sejenis. Yang seperti ini biasanya dilontarkan oleh kaum fanatik.

Mereka ‘memborong Kebenaran’ hanya bagi kaumnya. Dan mereka inilah yang sering kita lihat suka menghakimi anutan, keyakinan, agama, kepercayaan, ajaran atau sejenisnya dari orang lain, yang mereka anggap sebagai bukan kaumnya. Bagi mereka, yang tidak sepaham adalah ‘musuh’, setidak-tidaknya pesaing atau kompetitornya.

Dan disinilah berbagai bentuk kekerasan bermula.
Makanya, dalam intensitas tertentu, kekerasan senantiasa menyertai kaum fanatik. Fanatisme —dalam bidang apa saja— tidak bisa benar-benar bebas dari kekerasan, pemaksaan, penekanan, deskriminasi atau sejenisnya; mereka seiring-sejalan. Dimana terlihat kekerasan, terselip fanatisme di baliknya. Oleh karenanya, membebaskan diri dari fanatisme, juga berarti membebaskan dari kekerasan.