Guyon yang Mencerahkan



Kita boleh jadi tidak bisa membicarakan hal-hal yang bersifat spiritual dengan sembarang orang, tapi kita bisa —secara proporsional— berkelakar, guyon nyaris dengan siapa saja bukan? Nah ... kalau memang demikian adanya, bukankah guyonan yang berkandungan spiritual-filosofis bisa sangat membantu dalam pengembangan batin, dalam pencerahan batin?

Memang benar kalau untuk bisa berkelakar seseorang mesti punya bakat banyol, jenaka, atau sekedar rasa humor. Tapi saya percaya setiap orang punya rasa humor —betapa kecilpun itu adanya— yang bisa dikembangkan. Kita tak harus jadi pelawak; cukup sekedar memberi iklim yang sehat bagi tumbuhnya dan rasa humor itu sendiri.

Pada sisi lain, kita sudah tahu kalau tertawa —bukan dalam rangka menertawai yang lain, tertawa mengejek atau sejenisnya— adalah sehat, baik bagi jasmani maupun mental. Tapi ia juga bisa sehat bagi batin, bagi tataran rohani. Ia bisa merupakan santapan mental dan juga spiritual. Makanya, lewat guyonan, kalau Anda mau, Anda bisa berbagi kecerahan nyaris dengan siapa saja.