Open your glasses please...


Bila kita mengenakan kacamata gelap, dunia terlihat gelap di mata kita. Melihat melalui kacamata kita, dunia menampakkan dirinya sesuai dengan kacamata kita itu. Makanya, untuk bisa melihat apapun atau siapapun dengan betapa adanya, kita mesti membuka kacamata kita dulu, kita mesti membiarkan kemurnian melihatnya.

Kebanyakan dari kita sebetulnya mengenakan beraneka warna kacamata: dari kacamata kepercayaan atau agama maupun sekte yang kita anut, kacamata ideology politik, kacamata budaya dan tradisi yang kita hidupi, kacamata etnis dan ras di dalam mana kita tergolong, kacamata selera atau rasa suka dan tidak-suka kita, kacamata karakter dan kebiasaan kita, dan banyak lagi untuk disebutkan. Kitapun telah mengelompokkan diri --sedemikian rupa— selaras dengannya. Kita menganggap mereka yang mengenakan kacamata yang serupa, sebagai yang sepaham dengan kita; kecuali itu tidak.

Kalau suatu ketika kita harus menilai sesuatu, maka secara otomatis kita akan menilainya sesuai warna-warni kacamata yang kita kenakan itu. Dan kalau itu berkaitan dengan niat untuk mengadakan reformasi, maka kita sebetulnya ingin menggelar sebentuk reformasi agar sesuai dengan warna dari kacamata kita. Paradigmanya, sebetulnya tak jauh bedanya dengan pribahasa yang kita kenal: "Buruk rupa, cermin dibelah", atau "Dasar awak tak pandai menari, lantai yang dikatakan berjungkit".


Sedihnya, kebanyakan dari kita tak sadar kalau sebetulnya mengenakan kacamata berwarna-warni itu. Makanya, alih-alih mau melepas kacamata ketika seorang sahabat mengingatkan "Buka dulu kacamatamu...!", kita malah ngotot. Bisa saja kita berkata "Aku tidak pakai kacamata kok...". Yang lebih konyol lagi —yang juga bisa amat berbahaya— adalah mereka yang merasa mengenakan 'kacamata dharma', kacamata kebenaran. Kencenderungan memfungsikan dirinya sebagai para 'polisi kebenaran' akan sedemikian besarnya dan selalu siap dikobarkan oleh provokasi yang kecil saja; yang seperti ini juga dikenal sebagai kaum fundamentalis-radikal yang sudah sedemikian dekatnya dengan kaum teroris itu.